Jumat, 01 Juni 2012

SEJARAH KOTA PAGAR ALAM


Sejarah terbentuknya Kota Pagar Alam sebagai Kota Administratif terinspirasi dengan dikeluarkannya peraturan Presiden RI Nomor 22 tahun 1963 tentang penghapusan Karesidenan, maka secara otomatis tidak ada lagi pemerintahan Kawedanaan Tanah Pasemah (Kecamatan Tanjung Sakti, Kecamatan Jarai, Kecamatan Kota Agung dan Kecamatan Pagar Alam sebagai Ibukota Kawedanaan).

Selanjutnya proses demi proses sampai akhirnya lahirlah Kota Pagar Alam Kota Administratif dengan diterbitkannya peraturan Pemerintah dengan Nomor 63 tahun 1991 tentang Pembentukan Kota Administratif dengan pemekaran wilayah 4 (empat) Kecamatan.

Setelah melalui perjuangan yang cukup menyerap pikiran dan tenaga, akhirnya ditetapkan Undang – Undang Nomor 8 tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001 tentang pembentukan Kota Pagar Alam, dan puncak seremonial Kota Pagar Alam, sebagai Kota Otonom terjadi dengan diresmikannya Kota Pagar Alam oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden RI pada tanggal 17 Oktober 2001. Selanjutnya pada tanggal 12 November 2001 Gubernur Sumatera Selatan atas nama Menteri Dalam Negeri melantik Drs. H. Djazuli Kuris melaksanakan pelantikan perdana perangkat Pemerintah Kota Pagar Alam pada tanggal 7 Januari 2002.

Arti Logo
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pagar Alam Nomor 09 Tahun 2003 Tanggal 14 Agustus 2003 tentang Lambang Daerah Kota Pagar Alam berbentuk perisai bergaris kuning emas dan dasarnya merah putih yang melambangkan pemancangan pertama merah putih di Daerah Pagar Alam, yang di dalamnya terdapat lukisan-lukisan yang bermakna sebagai berikut :

  • Padi berjumlah 17 (Tujuh Belas) butir melambangkan Tanggal 17    Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia; 
  • Bambu runcing 2 (Dua) buah setiap bambu terdiri dari 4 ruas sehingga berjumlah 8 ruas, melambangkan bulan 8 (Bulan Agustus), bulan Proklamsi Kemerdekaan Republik Indonesia; 
  • 5 (Lima) tandan buah kopi, setiap tandan terdiri dari 9 (Sembilan) buah biji, sehingga berjumlah 45 (Empat Puluh Lima) buah biji, melambangkan Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia; 
  • Bambu runcing melambangkan Kota Perjuangan; 
  • Pita warna merah putih pengikat bambu runcing melambangkan eratnya ikatan Persatuan dan Kesatuan rakyat dalam melawan penjajah. 
  • Pita bertuliskan “BESEMAH KOTA PERJUANGAN” terdiri dari 21 (Dua Puluh Satu) huruf melambangkan tanggal berdirinya Kota Pagar Alam sekaligus motto yang mengandung pengertian bahwa perjuangan masyarakat besemah belum selesai dan akan terus berlanjut; 
  • Bangunan gedung berjumlah 6 (Enam) buah, melambangkan bulan 6 (bulan Juni) bulan berdirinya Kota Pagar Alam; 
  • Atap rumah adat besemah berwarna hitam berjumlah 2001, melambangkan Tahun berdirinya Kota Pagar Alam, Penulisan kata “ Pagar Alam” terdiri dari dua suku kata (Pagar Alam); 
  • Tulisan Pagar Alam pada atap rumah adat besemah berwarna putih; 
  • Gunung Dempo merupakan ciri khas geografi Daerah Kota Pagar Alam; 
  • Bangunan Gedung dilembah Gunung Dempo melambangkan Kota; 
  • Latar belakang Gunung Dempo berwarna biru muda, melambangkan daerah perkebunan / pertanian dimana mayoritas masyarakatnya petani; 
  • Petak Warna putih, melambangkan cita-cita luhur dan kesucian; 
  • Petak Warna hijau daun, melambangkan kesuburan tanah.

Nilai Budaya
Saat memasuki Kota Pagar Alam, Keindahan Daya Tarik Kota Pagar Alam sangat terasa dimana Gerbang Kota “Liku Endikat”  memiliki panorama yang unik begitupun saat melewati Liku Lematang dengan Air Terjunnya yang indah sangat menggugah kita untuk turun dan beristirahat sejenak.

Gunung Dempo dengan perkebunan teh yang terhampar luas dan dilengkapi dengan tempat peristirahatan yang nyaman adalah objek wisata  andalan. Wisatawan juga dapat mengunjungi lokasi Pabrik Pengolahan Teh  yang merupakan salah satu peninggalan bersejarah (Belanda). Masih di sekitar Gunung Dempo, anda dapat mengunjungi Air Terjun “Cughup  Embun” dimana menurut kepercayaan masyarakat setempat jika  mencuci muka di sini maka orang tersebut akan awet muda.

Di samping itu, objek wisata megalith dan perkebunan rakyat dapat menjadi   tujuan berikutnya. Ada Batu “Manusia dililit Ular” (Tanjung Aro), Batu “Beghibu”  (Komplek  Peninggalan Batu Megalith), Rumah Batu dan lain-lain.  Anda pun dapat menikmati pemandangan perkebunan sayur ( kol, cabe, wortel dll ), kopi dan kolam-kolam ikan yang menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat setempat.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar